![]() |
Ilustrasi |
Kita tumbuh di tengah budaya yang sering kali menuntut kita untuk selalu “dipahami”, untuk selalu terlihat baik, sopan, benar, dan bisa dimengerti semua orang. Tapi kenyataannya? Mustahil. Kita gak bisa mengatur pikiran orang lain, dan mengejar validasi dari semua orang hanya akan bikin kita kelelahan mental.
Seperti kata psikolog asal Swiss, Carl Jung, “You are what you do, not what you say you'll do.” Identitas kita terbentuk dari tindakan nyata, bukan dari omongan kita apalagi omongan orang lain tentang kita. Jadi, jika ada yang salah paham tentangmu karena gosip, prasangka, atau asumsi mereka sendiri, biarkan. Waktu dan tindakanmu akan menjawab semuanya lebih baik daripada penjelasan yang panjang dan melelahkan.
Kenapa Gak Perlu Selalu Meluruskan Segalanya?
1. Waktu Kita Terbatas, Jangan Buat Ngurusin Pikiran Orang
Bayangkan kalau setiap hari kamu harus menjelaskan setiap gerakanmu, setiap keputusanmu, hanya agar orang lain paham. Kapan kamu akan mulai hidup untuk dirimu sendiri? Podcaster Amerika Brené Brown berkata, “You can’t live a brave life without disappointing some people.” Artinya, kalau kita ingin menjalani hidup yang otentik dan berani, kita harus siap mengecewakan orang lain termasuk saat mereka tidak mengerti siapa kita sebenarnya.
2. Orang Menilai Sesuai Kacamatanya, Bukan Fakta
Pemahaman seseorang tentang kita lebih banyak dipengaruhi oleh pengalaman, luka batin, dan nilai-nilai mereka sendiri. Jadi, kadang kesalahan memahami bukan datang dari kita, tapi dari lensa mereka yang sudah buram duluan. Menghabiskan waktu untuk membersihkan citra kita di mata mereka justru membuat kita kehilangan arah hidup sendiri.
3. Energi Kita Berharga, Simpan Untuk Hal Yang Lebih Penting
Setiap energi yang kamu habiskan untuk mengurusi apa kata orang, adalah energi yang seharusnya bisa kamu gunakan untuk berkembang. Fokuslah pada hal yang bermanfaat seperti, relasi yang tulus, tindakan yang nyata, dan mimpi yang ingin kamu bangun. Biarkan komentar miring lewat seperti angin. Toh, yang tahu niatmu sepenuhnya ya cuma kamu dan Tuhan.
Jadi, Bagaimana cara menyikapinya?
1. Terima bahwa kamu tidak akan disukai semua orang. Bahkan tokoh paling baik sekalipun punya haters.
2. Jaga integritas. Lakukan hal yang benar meskipun tak semua orang tahu atau mengerti.
3. Bangun kedamaian batin. Karena orang yang damai dalam dirinya tidak merasa perlu menjelaskan segalanya.
Penutup
Biarkan orang lain berpikir sesukanya. Terkadang, membiarkan orang salah paham adalah bentuk terbaik dari menjaga kesehatan mental. Hidupmu bukan teater publik yang harus dipahami semua penonton. Kamu adalah manusia yang hidup, bernapas, dan bertumbuh. Dan itu jauh lebih penting daripada sekadar terlihat baik di mata mereka. Kita gak bisa mengubah isi kepala orang lain. Tapi kita bisa memilih: mau terus sibuk menjelaskan, atau sibuk berkembang untuk hidup bahagia? Pilihan ada di tanganmu.
Kalau kamu setuju, mulai sekarang coba katakan dalam hati: “Gak apa-apa mereka salah paham. Aku tahu siapa diriku.”
0 Komentar